Senin, 02 Juli 2018

Dear My Twin





Senin, 25 Januari 2016
     Hari ini adalah hari dimana semua murid SMA Kalimantan harus menyelesaikan pembelajaran mereka di semester satu. Ujian yang dilakukan untuk melihat hasil dari pembelajaran yang telah mereka lalui selama setengah tahun atau enam bulan terakhir ini.
            Pagi ini, semua murid merasa gugup, takut, dan khawatir.
            Mereka gugup karena mereka merasa jika soal yang keluar nanti tidak tersimoan di dalam otak mereka. Biasanya ini dirasakan oleh anak-anak yang rajin belajar saja.
            Mereka takut karena mereka tidak bisa mendapat jawaban dari teman yang lebih pintar dari mereka. Ini sering dirasakan oleh murid-murid berandal seperti Venus, karena tipe murid seperti Venus tidak pernah sama sekali membaca buku apalagi ingin belajar.
            Mereka khawatir jika nanti pengawas yang berada di ruang mereka adalah pengawas yang memiliki sifat seperti macan dan harimau. Ini dirasakan oleh semua murid biasanya.
            “Aduh, coba aja May sekelas sama gue, gue pasti enak ngejawabin soal-soal nanti, sial” Venus mendengus kesal karena kelasnya dengan kelas kakak kembarnya itu berjarak dua kelas. Jadi akan sangat susah jika berharap bisa satu ruangan.
            Sabtu, 30 Januari 2016
     Akhirnya, selesai juga nih. Habis ini mau liburan ah ke pantai. Gumam Mars dalam hati berniat ingin pergi berlibur setelah lelah belajar selama enam bulan ini.



Hari ini adalah hari minggu, hari dimana seharusnya Venus menghabiskan hari liburnya hanya dengan tidur seharian di rumahnya, atau terkadang Venus juga menghabiskan waktunya liburnya untuk berkumpul bersama dengan teman-teman berandalannya di sebuah cafe tempat mereka biasa berkumpul atau sebutan lainnya adalah nongkrong di jalan H. Isa II.
            Pagi-pagi sekali Mars sudah bangun, sebelum sholat subuh, ia memulai prepare nya untuk pergi berlibur ke pulau Derawan, ia tertarik pergi ke sana karena kata kebanyakan penduduk Kalimantan, tempat itu sangatlah indah, sekaligus Mars ingin menyegarkan fikirannya setelah ulangan yang dia hadapi di semester 1 ini. Mars ingin membuktikan sendiri tentang pernyataan-pernyataan yang diberikan oleh tetangga dan teman-teman sekolahnya tentang pulau Derawan itu.
            Tentu saja dia tidak ingin menikmati keindahan pulau itu hanya seorang diri. Setelah selesai menyiapkan segala keperluannya, dia segera menggedor pintu Venus, tapi pintu itu tak kunjung terbuka, dia mencoba memutar handle bulat yang ada di pintu kama Venus. Segera Mars memutar musik rock favorit Venus berjudul Smells Like Teen Spirit dengan volume sekeras mungkin, dan berharap adik kembarnya itu segera bangun dan mau pergi menemaninya untuk berlibur.
            “Anjir lo May!!” teriak Venus terkejut melihat Mars yang sedang melompat-lompat di atas tempat tidur milik Venus sambil memutar lagu kesukaannya. “Kalau mau ngajak joged jangan disini kali, dan jangan jam segini” Venus ikut melompat-lompat bersama dengan Mars. Segera Mars tersadar akan tujuannya datang ke kamar Venus. “Udah ah, aku nyamperin kamu, terus bangunin kamu jam segini tu bukan mau ngajak joged bareng, aku mau ngajak kamu ke Pulau Derawan, gimana mau ikut ga?” ujar Mars sambil mematikan lagu tersebut. Sontak Venus terkejut, Mars dan Venus adalah pecinta pantai. Mereka paling suka pergi ke pantai, tapi karena di Eropa mereka jarang sekali diberi kebebasan untuk keluar rumah dan berliur, mereka jadi jarang sekali melihat pantai sejak 5 tahun terakhir.
            “Pantai? May gue cinta banget sama pantai. Waaaahhhh Mars Leah, tawaran yang bagus untuk pertama kalinya, gue mau banget lah ikut, tungguin ya gue mau prepare barang-barang gue, mending May buatin bekal untuk kita-kita ya hehe” ujar Venus yang sedang kesenangan seperti anak kecil yang baru dibelikan mainan oleh ayah nya.
            Segera Venus turun dari kasur kesayangannya yang seharusnya jadi teman perdamaian saat dia sedang berlibur. Venus langsung menyiapkan tas ransel dan mulai menyiapkan barang-barang keperluan yang ingin dia pakai nanti saat mulai melihat hamparan laut yang luas. Kaca mata renang, bajur renang, sendal jepit, dan sebagainya sudah mereka siapkan.
            Setelah kembali dari kamar adik kembarnya itu, Mars langsung sholat dan membuat bekal yang dibantu oleh bi Siti sekaligus ibu angkatnya itu sebagai persiapan jika mulai kelapanran selama diperjalanan. Ternyata, Mars bukan hanya pergi dengan kembarannya saja, dia juga sudah mengajak kedua sahabat perempuan dan satu sahabat laki-lakinya. Aletta, Lolita dan.. Daniel.
            Daniel adalah sahabat Mars yang dulu sekolahnya berada di Jakarta, dan mulai senin sudah bersekolah di Kalimantan, satu sekolah dengan Mars dan Venus juga. Daniel juga anak berdarah campuran, anehnya dia memiliki tiga darah campuran, German-Cina-Indonesia. Memiliki wajah imut, membuat semua wanita gemas saat melihatnya. Sebenarnya, dulu waktu SMP Daniel adalah pacar Mars, hanya berjalan 4 bulan. Karena jarak yang begitu jauh, Daniel tidak bisa melanjutkan hubungan mereka. Daniel memutuskan hubungan secara sepihak. Tapi lagi-lagi, tidak ada dendam di dalam hati Mars, sudah tidak lagi pacaran, bukan berarti mereka tidak bisa bersahabat kan. Mars dan Daniel lebih memilih mengubah hubungan mereka menjadi sepasang sahabat yang selalu ada saat sahabatnya ini berada dalam suka maupun duka.
            “Vi ayoo buru, udah jam berapa ini” teriak Mars dari lantai bawah.
            Jam sudah menunjukkan pukul 05:30, dibutuhkan waktu sekitar 2 jam setengah untuk sampai ke pulau tersebut.
            “Let’s go sist!” ujar Venus penuh semangat.
            Mereka pergi dengan diantarkan oleh supir pribadi Venus yaitu bang Aziz, karena bang Aziz sudah hafal arah tujuan mereka.
            Selama perjalanan Mars hanya memandang ke arah luar, tidak ada rasa kantuk sedikitpun di dalam dirinya. Dia sudah sangat tidak sabar sekali ingin menginjakkan kakinya diatas pasir halus berwarna putih itu nantinya.
            Sudah 2 jam berlalu, mata Mars masih saja segar, sedangkan 4 orang yang berada di kursi belakang masih nyenyak dalam tidur mereka masing-masing. “Oyyy, bangun!” teriak Mars dari luar jendela. “Mau nyebrang ni, pakai speed Vi, jadi bisa liat lau kita sekitar 20 menit” ujar Mars menggoda Venus yang masih asik tidur. Sentak Venus dan lain terbangun, siapa yang tidak senang bisa melihat hamparan laut selama kurang lebih 20 menit lamanya.
            Eh bentar deh, itu kan.. diaaa?! Gerutu Mars di dalam hati.
            Dia melihat seorang pria berbadan tinggi dengan gaya rambut Zac Efron sedang berdiri di samping pelabuhan bersama dengan supir pribadi Venus, bang Aziz. Mereka tampaknya sedang berbincang.
            Tiba-tiba saja Venus menghalangi pandangan Mars yagn sedang memperhatikan seorang pria dan seorang laki-laki paruh baya itu. “Oy May, bengong aja lu, itu Harry, dia udah disini duluan, dia yang bakal nyewain speed kita. Nah, dan kelihatannya dia udah dapet tuh, langsung aja yuk, sebelum kehabisan waktu.
            “Eh bentar Vi, kamu yang bawa dia?” tanya Mars yang masih merasa bingung, kenapa Harry bisa ikut juga.
            “Anu May.., gue yang ngajak dia, gapapa kan May, gue ga terlalu bisa bergaul sama ketiga temen May yang polos-polos itu” jelas Venus yang merasa agak gugup karena takut dimarahi oleh Mars.
            “Yang lain gak ikut kan, teman berandal kamu cuman satu aja kan yang kamu ajakin ke sini?” tanya Mars sambil celingak-celinguk mencoba untuk memastikan bahwa tidak ada anak berandal lain selain Harry dan Venus di acara berliburnya kali ini.
            “Hahaha, gak ada, lagian kan Harry udah kenal sama May, May juga udah tau siapa Harry, jadi gua cuman bawa dia” tanggap Venus sambil tertawa geli melihat ekspresi Mars yang takut kalau acara berliburnya nanti bisa-bisa hancur.

 

“Eh, kamu ngapain sih disini, kan saya gak ngajak kamu” ujar

“Tuh, kamu versi dua yang ngajak saya. dia yang telfon saya tadi pagi, makanya saya mau ikut. Lagian kan gak mungkin kesempatan sebaik ini dilewatin gitu aja” celetuk Harry asal dan malah membuat Mars merasa kesal.
“Kamu gak bosan apa liat muka saya” sahut Mars kesal.
“Bosan? Kenapa harus bosan? Orang kamu cantik kok, lagian cewe kaya kamu ini yang bisa bikin saya jatuh cinta”, sontak Mars terkejut dan membuat Harry tertawa geli melihat ekspresi terkejut Mars untuk yang kesekian kalinya.
“Au ah gelap, garing Herdi!” jawab Mars cetus dan pergi menjauh dari Harry.
Bang Aziz yang melihat tingkah laku dan obrolan aneh mereka pun ikut tertawa geli. Karena untuk pertama kalinya dia melihat Mars kesal akibat ulah laki-laki yang satu ini,sebelumnya tidak ada yang pernah berani menggoda Mars seperti yang di lakukan Harry, karena Venus tidak pernah mengizinkan laki-laki manapun berkesempatan untuk menggoda kakaknya itu.